isinya :
Judul :
Asih Murni Gambar : Jono S Wijono
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Dharma,
Semarang
Tahun :
Desember 1964 Tokoh
Sentral : Warsini, Suroto
Hal. : 50 Lokasi
Cerita : Sala
Warsini
dalam hatinya seperti disayat-sayat dan mendapat firasat yang tidak tenang.
Ibunya menghiburnya agar tidak dipikirkan dan tidur saja. Tepat tengah malam,
seorang tetangganya datang dan memberi kabar bahwa Sunito, suami Warsini
mendapat kecelakan dan mengakibatkan meninggal dunia. Warsini pun menangis
sejadi-jadinya. Warsini menikah dengan Sunito, walau sebenarnya sejak sekolah
dulu sudah punya pria idamannya bernama Suroto namun tidak menanggapinya.
Selang beberapa
kemudian, daerah Sala dan sekitarnya dilanda penyakit pes. Banyak korban
meninggal, termasuk ibunya menjadi korban keganasan penyakit pes. Bertambah
sedih hati Warsini.(bersambung)
Judul :
Kuburan Kang Ndjaluk Digaringake Gambar :
S. Har
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Fa Nsional,
Sala
Tahun :
September 1964 Tokoh
Sentral : Kwang Tze
Hal. : 31 Lokasi
Cerita : China
Kwang Tze
terkejut saat melihat seorang wanita muda yang cantik duduk simpuh disebuah
pusara sambil mengipas-kipaskan kipasnya diatas tanah. Tanyalah ia kepada
wanita tadi. Ternyata suaminya saat sebelum mati, meminta istrinya untuk
bersumpah agar tidak menikah lagi sebelum kering tanah kuburnya. Dengan
keahlian Kwang Tze maka tanah kubur bisa kering. Si wanita mengahdiahkan kipas
tadi kepada Kwang Tze.
Melihat
Kwang Tze membawa kipas baru, istrinya yang masih muda cemburu. Lantas dia
menceritakan asal-muasal kipas. Istrinya menilai bahwa wanita tadi bukan
merupakan contoh wanita yang mulia karena hanya diburu oleh kesenangannya
sendiri untuk menikah lagi, mengingat masih muda dan cantik. Kipas akhirnya
diminta istrinya Kwang Tze dan disobek-sobek.
Judul : Djumbuhing Rasa Asih Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : P Kondang,
Sala
Tahun : Djuni 1966 Tokoh
Sentral : Juwono, Djuwarini
Hal. : 50 Lokasi
Cerita : Sala, Salatiga
Juwono dan
Djuwarini berkenalan saat ban mobil
carterannya harus diganti. Sambil makan duren dan minum teh, mereka
bercakap-cakap tentang kegiatan masing-masing. Bahkan Juwono mengantar pulang
Djuwarini pulang hingga ke rumah karena sudah kemalaman sesampainya di Sala.
Sutau
hari, Juwono main ke rumah Djuwarini. Dilihatnya Sjuwarini sedang mengandeng
seorang anak laki-laki berumur tiga tahun. Kedua orang tuan Djuwarini
mempersilahkan jika Juwono mau mengajak Djuwarini pergi jalan-jalan mencari
benang sulam. Keluar dari toko Juwono melihat perubahan sikap Djuwarini setelah
bertemu dengan seseorang, namun Juwono hanya diam saja. (bersambung)
![]() |
belum dibaca bukunya |
Judul :
Asmara ing Pekan Olah Raga Gambar : S. Trisno
Karya : Widi
Widajat Penerbit : CV Keng,
Semarang
Tahun :
Oktober 1966 Tokoh
Sentral : Wartadi, Endang
Hal. : 38 Lokasi
Cerita : Sala, Surabaya
Wartadi
suatu malam menolong seorang wanita yang sedang ditarik oleh dua orang pria.
Dua orang bisa dikalahkan Wartadi. Si wanita lantas diajak ke jalan besar, baru
satu kalimat bertanya, tiba-tiba Wartadi dipanggil oleh tukang becak dan si
gadis lantas pergi membonceng skuter. Si tukang becak menagih bayaran. Dengan
berat hati Wartadi membayar ongkos becak.
Wartadi
adalah atlit panahan kontingen Jawa Tengah. Saat itu sedang berkumpul akan
diberangkatkan ke Surabaya untuk mengikuti pekan olah raga. Tak disangka, Wartadi
disapa oleh seorang gadis. Dia lupa siapa gadis tadi, tapi si gadis lantas
mengucapkan terima kasih atas pertolongan Wartadi kala itu. Endang lantas
memperkenalkan diri. Dia adalah tim bola volley putri. Dilain hari dia
menceritakan bahwa dia telah putus hubungan dengan pria yang memakai skuter
karena salah paham dan cemburu besar si pria tidak bisa dimaafkan. (bersambung)
Judul : Kena ing Paeka Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : P. Kondang,
Sala
Tahun : Januari 1966 Tokoh
Sentral : Alip
Hal. : 38 Lokasi
Cerita : Sala, Semarang
Alip
terbangun karena ada tilpun yang mengatakan bahwa ada pembunuhan di Jalan Dr.
Muwardi. Segera Alip bergegas menuju TKP. Karena menghubungi Inspektur Isnardi
tidak diangkat. Ternyata pintu rumah tidak dikunci, dengan hati-hati dia lantas
masuk rumah. Didekat kamar tidur terkulai sesosok tubuh manusia. Tubuhnya masih
hangat dengan luka didada. Saat meneliti tubuh korban, tiba-tiba kepalanya kena
pukul.
Alip
siuman lantas meninggalkan TKP. Sudah jauh baru merasa kalau kehilangan pistol.
Dia lantas dihubungi Sunardi untuk menuju rumah Marjuni, korban pembunuhan.
Isnardi menemukan pistol dan selongsong peluru. Alip dikantor polisi lantas
dituduh membunuh Marjuni karena pelurunya hilang satu dan sebuah selongsong.
Dengan alasan karena kecantikan Marjuni. (bersambung)
DIJOEWAL PER JILID. HUB 08158907421 / WA 081380110800
Tidak ada komentar:
Posting Komentar