Minggu, 09 November 2014

Novel Sastra Jawa (11) DIJOEWAL

ada 6 buku dalam jilidan paling kanan
isinya :



Judul       : Asih Murni                                          Gambar                  : Jono S Wijono
Karya      : Widi Widajat                                       Penerbit                  : Dharma, Semarang
Tahun     : Desember 1964                                 Tokoh Sentral       : Warsini, Suroto
Hal.         : 50                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Warsini dalam hatinya seperti disayat-sayat dan mendapat firasat yang tidak tenang. Ibunya menghiburnya agar tidak dipikirkan dan tidur saja. Tepat tengah malam, seorang tetangganya datang dan memberi kabar bahwa Sunito, suami Warsini mendapat kecelakan dan mengakibatkan meninggal dunia. Warsini pun menangis sejadi-jadinya. Warsini menikah dengan Sunito, walau sebenarnya sejak sekolah dulu sudah punya pria idamannya bernama Suroto namun tidak menanggapinya.
Selang beberapa kemudian, daerah Sala dan sekitarnya dilanda penyakit pes. Banyak korban meninggal, termasuk ibunya menjadi korban keganasan penyakit pes. Bertambah sedih hati Warsini.(bersambung)





Judul       : Kuburan Kang Ndjaluk Digaringake           Gambar                  : S. Har
Karya      : Widi Widajat                                                    Penerbit                : Fa Nsional, Sala
Tahun     : September 1964                                               Tokoh Sentral       : Kwang Tze
Hal.         : 31                                                                        Lokasi Cerita         : China

Kwang Tze terkejut saat melihat seorang wanita muda yang cantik duduk simpuh disebuah pusara sambil mengipas-kipaskan kipasnya diatas tanah. Tanyalah ia kepada wanita tadi. Ternyata suaminya saat sebelum mati, meminta istrinya untuk bersumpah agar tidak menikah lagi sebelum kering tanah kuburnya. Dengan keahlian Kwang Tze maka tanah kubur bisa kering. Si wanita mengahdiahkan kipas tadi kepada Kwang Tze.
Melihat Kwang Tze membawa kipas baru, istrinya yang masih muda cemburu. Lantas dia menceritakan asal-muasal kipas. Istrinya menilai bahwa wanita tadi bukan merupakan contoh wanita yang mulia karena hanya diburu oleh kesenangannya sendiri untuk menikah lagi, mengingat masih muda dan cantik. Kipas akhirnya diminta istrinya Kwang Tze dan disobek-sobek.





Judul       : Djumbuhing Rasa Asih                      Gambar                  : Jono S Wijono
Karya      : Widi Widajat                                       Penerbit                  : P Kondang, Sala
Tahun     : Djuni 1966                                          Tokoh Sentral       : Juwono, Djuwarini
Hal.         : 50                                                         Lokasi Cerita         : Sala, Salatiga

Juwono dan Djuwarini berkenalan saat ban  mobil carterannya harus diganti. Sambil makan duren dan minum teh, mereka bercakap-cakap tentang kegiatan masing-masing. Bahkan Juwono mengantar pulang Djuwarini pulang hingga ke rumah karena sudah kemalaman sesampainya di Sala.
Sutau hari, Juwono main ke rumah Djuwarini. Dilihatnya Sjuwarini sedang mengandeng seorang anak laki-laki berumur tiga tahun. Kedua orang tuan Djuwarini mempersilahkan jika Juwono mau mengajak Djuwarini pergi jalan-jalan mencari benang sulam. Keluar dari toko Juwono melihat perubahan sikap Djuwarini setelah bertemu dengan seseorang, namun Juwono hanya diam saja. (bersambung)


belum dibaca bukunya





Judul       : Asmara ing Pekan Olah Raga           Gambar                  : S. Trisno
Karya      : Widi Widajat                                       Penerbit                 : CV Keng, Semarang
Tahun     : Oktober 1966                                    Tokoh Sentral       : Wartadi, Endang
Hal.         : 38                                                         Lokasi Cerita         : Sala, Surabaya

Wartadi suatu malam menolong seorang wanita yang sedang ditarik oleh dua orang pria. Dua orang bisa dikalahkan Wartadi. Si wanita lantas diajak ke jalan besar, baru satu kalimat bertanya, tiba-tiba Wartadi dipanggil oleh tukang becak dan si gadis lantas pergi membonceng skuter. Si tukang becak menagih bayaran. Dengan berat hati Wartadi membayar ongkos becak.
Wartadi adalah atlit panahan kontingen Jawa Tengah. Saat itu sedang berkumpul akan diberangkatkan ke Surabaya untuk mengikuti pekan olah raga. Tak disangka, Wartadi disapa oleh seorang gadis. Dia lupa siapa gadis tadi, tapi si gadis lantas mengucapkan terima kasih atas pertolongan Wartadi kala itu. Endang lantas memperkenalkan diri. Dia adalah tim bola volley putri. Dilain hari dia menceritakan bahwa dia telah putus hubungan dengan pria yang memakai skuter karena salah paham dan cemburu besar si pria tidak bisa dimaafkan. (bersambung)




Judul       : Kena ing Paeka                                   Gambar                  : Jono S Wijono
Karya      : Widi Widajat                                       Penerbit               : P. Kondang, Sala
Tahun     : Januari 1966                                       Tokoh Sentral       : Alip
Hal.         : 38                                                         Lokasi Cerita         : Sala, Semarang

Alip terbangun karena ada tilpun yang mengatakan bahwa ada pembunuhan di Jalan Dr. Muwardi. Segera Alip bergegas menuju TKP. Karena menghubungi Inspektur Isnardi tidak diangkat. Ternyata pintu rumah tidak dikunci, dengan hati-hati dia lantas masuk rumah. Didekat kamar tidur terkulai sesosok tubuh manusia. Tubuhnya masih hangat dengan luka didada. Saat meneliti tubuh korban, tiba-tiba kepalanya kena pukul.
Alip siuman lantas meninggalkan TKP. Sudah jauh baru merasa kalau kehilangan pistol. Dia lantas dihubungi Sunardi untuk menuju rumah Marjuni, korban pembunuhan. Isnardi menemukan pistol dan selongsong peluru. Alip dikantor polisi lantas dituduh membunuh Marjuni karena pelurunya hilang satu dan sebuah selongsong. Dengan alasan karena kecantikan Marjuni. (bersambung)

DIJOEWAL PER JILID. HUB 08158907421 / WA 081380110800

Tidak ada komentar:

Posting Komentar