Sabtu, 08 November 2014

Novel Sastra Jawa (2) DIJOEWAL

muncul pertama kali pada jaman awal keberadaan penerbit Balai Pustaka. namun lambat-laun jumlah novel berbahasa jawa semakin sedikit, maka terbitlan novel roman picisan versi jawa.


Judul       : Gara2 Tanggul Djebol                        Gambar                  : Jono S Wijono
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                : Fa Kartika, Sala
Tahun     : April 1966                                           Tokoh Sentral       : Kudarta, Muktisari
Hal.         : 39                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Kudarta mahasiswa kedokteran tapi suka dengan kesenian mendalang. Saat menginap di Kampung Batangan, Sala, tak diduga rumah yang ditumpanginya dilanda banjir. Dia pun hanya mengikuti arus air tersebut hingga entah kemana.
Keluarga Pak Pradja, mantan pejabat yang tinggal di rumah bertingkat, mempunyai seorang putri bernama Muktisari. Saat banjir datang, mereka tidak bisa menyelamatkan harta bendanya, namun mereka bertiga dapat menyelamatkan diri di loteng (tingkat atas). Tiba-tiba datang seorang pemuda yang terbawa arus banjir dan menepi serta ikut menumpang di loteng milik Pak Pradja. (bersambung)




Judul       : Pasien Ketiga                                      Gambar                  : Taty AM
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                  : CV Keng, Semarang
Tahun     : 1966                                                    Tokoh Sentral       : Siti Sumarjati, Supardjana
Hal.         : 50                                                         Lokasi Cerita         : Sala, Surabaya

Sumarjati adalah dokter gigi yang cantik. Pasien nomor ketiga adalah Pak Sumarahardja, seorang tua yang ingin memakai gigi palsu. Maka untuk periksa minggu depan tetap memakai nomor urut tiga. Supardjana setelah bergelas insinyur perkebunan lantas menjadi sinder  kebun  tebu di Tasikmadu. Merangkap sep pabrik setelah dapat menggagalkan demontrasi para buruh.
Masa giling libur, Djana plesir ke Surabaya untuk mengunjungi kakaknya. Macetnya lalu lintas membuat Sumarjati dan susternya berani memberhentikan mobil Djana. Melihat yang menyetop wanita cantik dengan pipi berlesung pipit, Djana lantas membukakan pintu mempersilahkan mereka berdua masuk. Sebelum penumpangnya turun, mereka sempat berkenalan. (bersambung)



Judul       : Putri Prembun                                   Gambar                  : Dien S
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                : CV Keng, Semarang
Tahun     : 196?                                                     Tokoh Sentral       : Prasadja,Endang Sri Banun
Hal.         : 48                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Prasadja tampak melamun sedih karena menyesali nasib. Usaha untuk mendapatkan putri dari pakde-nya gagal, karena menikah dengan pria lain.
Endang Sri Banun juga pernah akan dijodohkan oleh orang tuanya. Namun belum pernah bertemu sudah ditolak karena si pria lebih memilih putri seorang jutawan. Suatu hari Sri diantar bapaknya ke Sala dengan naik bis. Di terminal, akan naik bis, pada saat yang bersamaan Prasadja akan turun bis. Tanpa sengaja bolpen milik Prasadja tersangkut di renda baju Sri. Tentu saja Prasadja akan mengambil haknya. Tak dikira, Prasadja dari belakang ada orang yang mendorong. Tentu saja tangannya tanpa sengaja mengenai dada Sri. Sri langsung menampar pipi Prasadja dan mengumpatnya. (bersambung)




Judul       : Golek Kentjana                                   Gambar                  : Iwan S
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                : CV Keng, Semarang
Tahun     : 1967                                                    Tokoh Sentral       : Wardana, Sri Wujungsih
Hal.         : 49                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Wardani adik Wardana mempunyai teman berlatih tari yang bernama Sri Wujungsih. Kecantikan dan ketrampilan menarinya sudah menjadikan Wardana jatuh hati. Menurut cerita Wardani, Sri bukan dari keturunan keluarga kaya dan bapaknya pun tidak ketahuan siapa orangnya.
Saat menari golek kencana pada suatu pesta pernikahan, Wardana yang memegang kendang untuk mengiringi tarian yang ditampilkan oleh Wardani dan Sri. Karena lirikan si golek, sempat kendangan Wardana berhenti sejenak. (bersambung)




Judul       : Kudi Patjul Dinga Landepe               Gambar                  : Bandrijo Hade
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                  : CV Keng, Semarang
Tahun     : 1965                                                    Tokoh Sentral       : Sartana, Sri Suwarni
Hal.         : 51                                                         Lokasi Cerita         : Klaten

Pak Atmawijana punya pekerjaan sehari-hari sebagai sopir dari saudagar lurik Pedan. Mempunyai anak lelaki bernama Sartana yang baru saja mendapat gelar insinyur dari ITB. Kedatangan Sartana disambut gembira oleh orang tuanya. Malam harinya, Sartana mendapat tugas menggantikan posisi bapaknya yang menjadi sopir karena sakit encok.
Sepulang dari acara, terlihat mobil milik keluarga Nata, kenalan baik dari keluarga Djaja, mogok dipinggir jalan. Oleh Sartana berhasil diperbaiki. Keesokan harinya, Sartana diminta untuk mengantar putra-putri keluarga Djaja dan Nata menuju Candi Prambanan. Hartinah dan Sugijana berkeliling candi karena mereka adalah pasangan yang sedang dilanda asmara. Sedang adik Sugijana yang bernama Sri Suwarni, hanya bisa diam diri. Bahkan Sartana pun tidak diajak ngobrol. (bersambung)




Judul       : Sembulihing Ati Perih                       Gambar                  : Bandrijo Hade
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit               : CV Keng, Semarang
Tahun     : 196?                                                     Tokoh Sentral       : Waluja, Bintari
Hal.         : 48                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Waluja baru pulang dari study tour ke beberapa galangan kapal diluar negeri. Pulang bertemu dengan paman dan bibinya yang memberi kabar bahwa ibunya telah meninggal. Hatinya sedih. Terasa tak berguna belajarnya. Karena libur lama, maka Waluja sementara di Sala. Berkenalan dengan Bintarti anak pamannya yang sedang libur kuliah di Semarang.
Selama liburan Waluja akan mencari Mintarsih, teman SMA-nya dulu. Memang belum ada ikatan diantaranya namun Waluja sudah ada rasa dan janji dengannya. Dia bermaksud menjadikannya istri. Bapaknya Mintarsih yang seorang wedana, menyebabkan pencarian Waluja tidak mudah, dati Kaliasa pindah ke Madiun kemudian ke Panaraga, ternyata salah nama. Waluja berencana pulang lewat Purwantara. Dalam  perjalanan bertemu dengan penjual jeruk. Sialnya, mereka bertiga kena hadang begal. Ketrampilan berkelahi Waluja dapat melumpuhkan semuanya. Sampai dirumah dengan selamat. (bersambung)




Judul       : Tut Wuri Andajani                             Gambar                  : Bandrijo HD
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit                 : Dawud, Semarang
Tahun     : 196?                                                     Tokoh Sentral       : Retna, Sumardiman
Hal.         : 46                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Pada acara perpisahan siswa, Retna menari bondan dan Mardiman menari bugis. Mardiman adalah kakak dari Endang, teman akrab dari Retna. Malam itu Retna tertarik dengan si penari bugis namun belum tahu siapa dia yang sebenarnya. Saat tahu ternyata kakaknya Endang, Retna jadi malu tapi dag-dig-dug didadanya.
Retna dan ibunya sebenaranya sangat senang jika dapat menantu seorang arsitek. Namun Pak Hardja, bapaknya Retna telah menjodohkan dengan Gunarsa, putra seorang juragan lurik. Meskipun Retna menolak hanya akan membuat amarah bapaknya. Setelah usai sekolah walau hanya akan melanjutkan sekolah hingga mendapat gelar sarjana muda saja oleh bapaknya tidak diperkenankan. (bersambung)




Judul       : Sala dadi Ler2an                                 Gambar                  : Subandrija HD
Karya      : Sri Hadidjojo                                       Penerbit               : Keng, Semarang
Tahun     : 1966                                                    Tokoh Sentral       : Santosa
Hal.         : 44                                                         Lokasi Cerita         : Sala

Sebagian besar dari buku ini bertutur secara reportase tentang keadaan banjir besar di Kota Sala yang terjadi pada tanggal 16 dan 17 Maret 1966. Bertutur saat air mulai setinggi mata kaki, naik lagi hingga ada yang sampai atap rumah. Serta memberikan informasi di daerah mana saja yang mula-mula terkena banjir dari Pasar Kliwon hingga Pasar Legi dan daerah-daerah lainnya. Bahkan Hotel Sahid yang kala itu masih bertingkat tiga digunakan sebagai tempat pengungsian sementara walau hanya di lobi hotel.
Dari kejauhan tampak papan berisi empat orang yang terombang-ambing oleh derasnya air. Karena kaget, salah seorang penumpangnya jatuh. Yang masih tinggal diatas papan atau meja untuk menggelar batik hanya bisa berteriak-teriak memanggil Nasti, nama anaknya. (bersambung)

DIJOEWAL : HUBUNGI 08158907421 / WA 081380110800

Tidak ada komentar:

Posting Komentar