Judul :
Keplejok Gambar : Soedyono
Karya :
Sutarno Penerbit : CV Ganefo,
Jogja
Tahun :
1965 Tokoh
Sentral : Sunarjadi, Bintari
Hal. : 24 Lokasi
Cerita : Jakarta
Sunarjadi
dan Bintari tak sengaja berkenalan karena dipertemukan pada perjalanan
menggunakan kereta api jurusan Jakarta. Dari pinjam majalah, mereka saling
tukar nama dan alamat. Karena kereta datangnya terlambat, hingga sesampainya di
Stasiun Gambir sudah kemalaman. Sunarjadi mengajak Bintari untuk menginap
dirumahnya.
Ternyata
tidak pada hari itu saja Bintari menginap, hingga satu minggu Bintari tinggal
serumah Sunarjadi. Dan setan telah menemani mereka juga, hingga telah terjadi
hubungan suami-istri diantara keduanya meski belum ada ikatan pernikahan.
Sunarjadi lantas melamar Bintari dan nikah secara pesta kecil-kecilan saja.
Sunarjadi
hanya pegawai negeri dengan gaji rendah. Bintari sejak kenal dengan Sunarjadi
sudah berdandan glamour dan terkesan mewah. Setelah menikah dan tinggal di
Jakarta, kelakuannya semakin menjadi. Anaknya tidak dihiraukan, yang penting
dia bisa pergi dan bersenang-senang. Dan memilih pergi dari rumah daripada
mengurus bayi yang berumur 4 bulan. (bersambung)
tersedia 2 buku |
Judul :
Pramugarini Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Sutarno Penerbit : Fa Nasional,
Sala
Tahun :
Oktober 1964 Tokoh
Sentral : Pramugarini, Tetuka
Hal. : 37 Lokasi
Cerita : Surabaya
Karena
sering tugas bersama, hubungan Tetuka dan Pramugarini semakin akrab. Tetuka
adalah seorang pilot sedang Pramugarini adalah seorang pramugari. Mereka berdua
kerja di maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways. Diluar tugas, mereka
berdua sering jalan keluar keliling kota menikmati keindahan alam atau nonton
bioskop bersama. Saling menjajaki hati mereka masing-masing. Pada saat yang
tepat, Tetuka mengutarakan isi hatinya kepada Pramugarini. Sebagai tanda kasih
dan cintanya, dia akan memberikan sebuah cincin permata kepada Pramugarini
namun ditolaknya.
Setelah
mereka bertunangan, tempat kerja Tetuka dan Pramugarini dipisah. Pramugarini melayani
tugas domestik. Sedang Tetuka mendapat tugas menerbangkan pesawat dari Jakarta
ke Tokyo. Tak lama kerja di Tokyo, Tetuka mendapat kenalan seorang pramugari
dari Japang Airlines yang bernama Michiko. Michiko yang pandai dandan dan
Tetuka jarang bertemu dengan Pramugarini telah membuat hati Tetuka tergelincir,
hingga dapat melupakan hubungannya
dengan Pramugarini. Maka Tetuka mengirim telegram pemutusan pertunangan
dengan Pramugarini.(bersambung)
Judul :
Sabda Pandita Ratu Gambar : A. Chamid
Karya :
Sutarno Penerbit : CV Tembok Mas,
Sby
Tahun :
Januari 1966 Tokoh
Sentral :Setyanta,Sutitah,Setyarini
Hal. : 37 Lokasi
Cerita : Jogja
Setyanta
seorang tentara yang menjunjung jiwa-jiwa Sapta Marga. Kenal dan dekat dengan
Sutitah karena membantu pemberian materi di ketentaraan. Sutitah meminta pamit
kepada Setyanta karena akan ada pertemuan penting organisasi Gerwani yang
diikutinya di Jakarta. Sutitah aktif disebuah organisasi yang kan melakukan
gerakan revolusi.
Sesampai di Jakarta, Sutitah mengirim surat yang
menceritakan bahwa disana wanita dan pria boleh bergaul bebas demi mencapai
tujuan bersama. Jadi jangan kaget jika dirinya sudah tidak suci lagi, para
Gerwani berlomba-lomba agar dapat memberikan jasa kepada para tentaranya. Surat
yang telah membuat pikiran Setyanta jadi kecewa atas perilaku dan sikap
Sutitah. Lantas surat diberikan kepada Setyarini, sahabat Sutitah untuk turut
membacanya. Heran dengan jalan pikiran Sutitah yang telah sesat. (bersambung)
Judul :
Perawan Ngisor Kreteg Gambar : A. Chamid
Karya :
Sutarno Penerbit : Usaha Modern,
Sby
Tahun :
Desember 1966 Tokoh
Sentral : Midi, Sardjinem
Hal. : 51 Lokasi
Cerita : Sala
Sardjinem
adalah gadis yang tinggal dibawah jembatan. Oleh Midi, dia dinikah dan hidup
agak meningkat daripada sebelum nikah. Karena Midi rajin kerja. Karena dikira
penjahat, Midi ditangkap dan dibawa truk kepolisian. Sardjinem mengejar tapi
kena tabrak mobil. Oleh sang pemilik mobil dia dibawa pulang, dirawat dan
disuruh kerja di rumahnya karena sudah tidak punya sanak famili. Sardjinem
lantas dibaptis dan beragama Katholik.
Midi
setalah tiga bulan menjalani hukuman keluar dan mendapat pendidikan di dinas
sosial hingga dianggkat menjadi kepala bengkel di dinas tersebut. Setiap ada
kesempatan, dia selalu mencari tahu keberadaan istrinya. Demikian pula
Sardjinem, lewat tenaga kerja buruh perusahaan tenun milik juragannya. Meski
digoda oleh sopir pribadi majikannya, dia tetap teguh bahwa dia sudah milik
Midi. Si sopir keluar tapi mengancam Sardjinem. (bersambung)
Judul :
Kesandung ing Pasar Ja’ik Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Sutarno Penerbit : Dharma,
Semarang
Tahun :
April 1965 Tokoh
Sentral : Budi, Iswahjuningsih
Hal. : 44 Lokasi
Cerita : Semarang
Ogan sebuah
bentuk meramal nasib seseorang dengan menggunakan burung gelatik dan
kartu-kartu. Gelatik yang telah diberi makan padi, lantas akan mematuk kartu
dan akan dibaca oleh peramalnya. Iswahju yang dikuntit Budi saat didepan ogan
dan mendengar ramalannya. Bahwa dia akan segera bertemu dengan jodohnya seorang
pegawai keuangan. Iswahju dikuntit Budi hingga RS Karyadi.
Tantenya
yang juga perawat membantu Budi menginformasikan status Iswahju masih lajang.
Dengan bantuan dari tantenya juga, Budi dan Iswahju bisa kenal dan akrab.
Mereka pun telah sepakat akan mengikat dalam sebuah perjodohan. Sutikno yang
dulunya merasa dekat dengan Iswahju sakit hatinya. Lantas membikin surat kaleng
yang ditujukan kepada Budi dan Iswahju. (bersambung)
DIJOEWAL : HUB 08158907421 / WA 081380110800
Tidak ada komentar:
Posting Komentar