Judul :
Bekti Ngawula Asih Gambar :
Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : CV Puspa
Rahaju, Jogja
Tahun :
1965 Tokoh
Sentral : Prasena, Kumalasinta
Hal. : 42 Lokasi
Cerita : India
Pendeta
Dyumna dahulu adalah seorang raja, karena kalah perang dan negaranya jadi
jajahan kerajaan lain maka dia memutuskan untuk menjadi pendeta. Untuk membalas
sakit hatinya akibat kalah perang, maka Dyumna menculik putri raja yang masih
bayi dan diasuhnya hingga sekarang. Demikianlah Dyumna bercerita kepada Prasena
yang ternyata didengar secara sembunyi-sembunyi oleh Kumala.
Keesokan
harinya, Kumala berdebat dengan Dyumna. Dan memutuskan pergi dari pertapaan.
Sedang Prasena mendapat tugas dari bapaknya agar membalaskan kekalahannya
kepada Adjatasateru, penasehat raja Magada yang telah mengalahkannya.(bersambung)
tersedia 2 buku |
Judul : Kebak Sudukane Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : CV Keng, Sala
Tahun : Mei 1966 Tokoh
Sentral : Durdjono, Sarjani
Hal. : 47 Lokasi
Cerita : Sala, Jogja
Orang tua
Sarjani sangat bahagia karena putri tunggalnya akan mendapatkan suami seorang
kaya. Dilihat setiap kedatangannya memakai mobil Mercedez. Sarjani pun sayang
dan cinta kepada Durdjono. Oleh-oleh tidak pernah lupa jika datang bertamu ke
rumahnya.
Dulunya
Sarjani sudah pernah bertunangan dengan Rudjito, namun karena Rudjito yang
sangat cemburuan, maka hubungan mereka terpaksa bubar ditengah jalan.
Beruntunglah Sarjani segera menemukan penggantinya.(bersambung)
Judul :
Asmara Tanpa Weweka Gambar : Jono S Wijono
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Fa Nasional,
Sala
Tahun :
Pebruari 1965 Tokoh
Sentral : Karmanto, Sukati
Hal. : 66 Lokasi
Cerita : Sala, Surabaya, Smg
Karmanto
dahulu pernah ditolak oleh orang tua Prihati, karena dia hanya anak orang tidak
punya. Karmanto lantas menikah dengan Sukati. Karmanto pindah tugas di
Surabaya, terpaksa meninggalkan Sukati di Sala karena mencari rumah kontrakan
sangat sulit. Tiap dua minggu dia pulang ke Sala.
Suatu sore
Karmanto berjumpa dengan Prihati, lantas pulang bersama. Prihati cerita bahwa
dia telah cerai karena dulu menikah atas paksaan dari orang tuanya. Mulai saat
itu, jika ada waktu luang, Karmanto mengunjungi rumah Prihati. Dan akhirnya
mereka menikah tanpa sepengetahuan Sukati. (bersambung)
sama dengan diatas, tersedia dua buku |
Judul : Djumbuhing Rasa Asih Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : P Kondang,
Sala
Tahun : Djuni 1966 Tokoh
Sentral : Juwono, Djuwarini
Hal. : 50 Lokasi
Cerita : Sala, Salatiga
Juwono dan
Djuwarini berkenalan saat ban mobil
carterannya harus diganti. Sambil makan duren dan minum teh, mereka
bercakap-cakap tentang kegiatan masing-masing. Bahkan Juwono mengantar pulang
Djuwarini pulang hingga ke rumah karena sudah kemalaman sesampainya di Sala.
Sutau
hari, Juwono main ke rumah Djuwarini. Dilihatnya Sjuwarini sedang mengandeng
seorang anak laki-laki berumur tiga tahun. Kedua orang tuan Djuwarini
mempersilahkan jika Juwono mau mengajak Djuwarini pergi jalan-jalan mencari
benang sulam. Keluar dari toko Juwono melihat perubahan sikap Djuwarini setelah
bertemu dengan seseorang, namun Juwono hanya diam saja. (bersambung)
Judul :
Prija Kang Golek2 Gambar : Jono S Wijono
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Dharma,
Semarang
Tahun :
1965 Tokoh
Sentral : Premadi
Hal. : 31 Lokasi
Cerita : Sala
Premadi
suatu hari sedang berlibur ke Tawangmangu, melihat seorang wanita yang menarik
hatinya. Setiap gerak-geriknya selalu diperhatikan. Premadi bertindak cepat
saat wanita tersebut akan meloncat terjun ke Grojogan Sewu. Namun si wanita
tidak berkenan hingga ditamparlah pipi Premadi.
Setelah
amarahnya sirna, Listyaningsih mau diajak bicara baik-baik. Setelah duduk
disebuah tempat yang nyaman, Listyaningsih lantas bercerita bahwa dia minggat
dari Malang karena dipaksa nikah oleh orang tuanya. Dengan bekal uang dan
perhiasan sampailah dia ke Tawangmangu. Namun hartanya habis karena dicuri
orang, maka dia memutuskan untuk bunuh diri. (bersambung)
Judul :
Gegere Bolong Gambar : Jono S Wijono
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Fa Nasional,
Sala
Tahun :
Maret 1965 Tokoh
Sentral : Sawijah
Hal. : 34 Lokasi
Cerita : -
Samikun
mempunyai hutang kepada Pak Hendro hingga sebesar enam puluh ribu. Hutang
menjadi besar karena bunganya yang mencekik leher. Diantara keduanya terjadi
kesepakatan bahwa hutang Samikun lunas asal, Sawijah istri Samikun, menikah
dengan Pak Hendro. Samikun tanpa tanya istrinya terlebih dulu, langsung sepakat
dengan keinginan Pak Hendro. Dan Pak Hendro diberitahu bahwa punggung Sawijah
bolong.
Sampai
dirumah, Samikun merayu istrinya agar mau menikah dengan Pak Hendro. Semula
sedih karena harus pisah dengan suami tercinta. Setelah diberitahu bahwa hutang
mereka lunas dan keinginannya mempunyai kalung emas akan tercapai jika Sawijah
mau menikah dengan Pak Hendro. Sawijah diberitahu bahwa Pak Hendro suka makan
daging punggung. (bersambung)
Judul :
Kuburan Kang Ndjaluk Digaringake Gambar :
S. Har
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Fa Nsional,
Sala
Tahun :
September 1964 Tokoh
Sentral : Kwang Tze
Hal. : 31 Lokasi
Cerita : China
Kwang Tze
terkejut saat melihat seorang wanita muda yang cantik duduk simpuh disebuah
pusara sambil mengipas-kipaskan kipasnya diatas tanah. Tanyalah ia kepada
wanita tadi. Ternyata suaminya saat sebelum mati, meminta istrinya untuk
bersumpah agar tidak menikah lagi sebelum kering tanah kuburnya. Dengan
keahlian Kwang Tze maka tanah kubur bisa kering. Si wanita mengahdiahkan kipas
tadi kepada Kwang Tze.
Melihat
Kwang Tze membawa kipas baru, istrinya yang masih muda cemburu. Lantas dia
menceritakan asal-muasal kipas. Istrinya menilai bahwa wanita tadi bukan
merupakan contoh wanita yang mulia karena hanya diburu oleh kesenangannya
sendiri untuk menikah lagi, mengingat masih muda dan cantik. Kipas akhirnya
diminta istrinya Kwang Tze dan disobek-sobek. (bersambung)
Judul :
Nista Anggajuh Tresna Gambar : Jono S Wijono
Karya : Widi
Widajat Penerbit : Fa Trijasa,
Sala
Tahun :
Juni 1965 Tokoh
Sentral : Duratmo, Wilastri
Hal. : 42 Lokasi
Cerita : Sala, Jakarta
Merupakan
terjemahan dari kisah di Crime Detective tahun 1950 yang berjudul Two Down and
One to Go. Berawal saat cinta Duratmo ditolak oleh keluarga Wilastri. Karena
orang tua Wilastri, Pak Dipo termasuk orang kaya dan tidak mau mempunyai
menantu orang yang tidak punya. Duratmo akan meneruskan kuliah di kedokteran di
Jakarta meski orang tuanya miskin.
Sepuluh
tahun kemudian, Duratmo pulang dengan pesawat dari Medan menuju Jogja. Wilastri
yang setia menunggu, pada saat itu menjemput Duratmo . Duratmo yang sudah
berpenampilan layaknya seorang kaya, tentunya telah membuka restu Pak Dipo
untuk menikahkan Wilastri dengan Duratmo. Setelah menikah mereka tinggal di
Jakarta.(bersambung)
Judul : Ja Bungah Ja Susah Gambar : Jono S Wijono
Karya :
Widi Widajat Penerbit : CV Puspa Rahaju,
Sala
Tahun : Juni 1965 Tokoh
Sentral : Bijasa
Hal. : 42 Lokasi
Cerita : Sala
Maksud
hati setelah kalah bertanding dalam lomba panahan akan menghibur diri dengan
bertemu dengan Endang, gadis idaman hatinya. Namun saat ditengah jalan, dia
akan diserempet oleh motor DKW, setelah diamati ternyata yang dibonceng tak
lain adalah Endang. Pulanglah dia dengan kekecewaan.
Memang tak
berapa Bijasa sudah bisa mengobati rasa kecewanya. Saat latihan panahan, rasa
sedih bisa dengan mudah hilang. Canda dan tawa dengan mudah melupakan Endang.
Di halaman rumahnya, pohon sawo sedang berbuah. Oleh bapaknya, Bijasa disuruh
memetik dan diantarkan ke rumah Pak Djajus. Orang tuanya bermaksud agar Bijasa
bisa melihat Sri Larasati, putri Pak Djajus.
Mereka
bertemu namun setelah melihat penampilan dan tingkah laku Sri, Bijasa merasa
tidak cocok dan banyak kekurangannya. Dia menginginkan calon istri dengan
kepribadian ketimuran.
Judul :
Lajang Saka Pakundjaran Gambar : S. Har
Karya : Widi
Widajat Penerbit : CV Keng,
Semarang
Tahun :
Agustus 1965 Tokoh
Sentral : Sawitri
Hal. : 49 Lokasi
Cerita : Sala
Sebelum
meninggalnya Ibu Sastra, Sawitri dipesan agar membuka almari yang ada diruang
tengah. Didalamnya terdapat sebuah kotak yang berisi buku bersampul biru dengan
isi tulisan yang hampir memenuhi isi buku.
Ternyata
buku tersebut berisi riwayat hidupnya, bahwa dia bukan putri kandung Ibu Sastra
melainkan putri Karsodinojo, seorang pejuang kemerdekaan tapi juga seorang
perampok yang kejam. Dan menitipkan Sawitri dan hartanya kepada Pak Sastra,
karena ibunya meninggal sejak melahirkan sedangkan Pak Karso masih di
Nusakambangan menjalani hukuman seumur hidup. Karena malu dan merasa kotor
dengan harta peninggalan orang tuanya, maka Sawitri memilih pergi dari Sala
setelah semua hartanya diserahkan kepada badan-badan sosial.
DIJOEWAL : HUB 08158907421 / WA 081380110800
Tidak ada komentar:
Posting Komentar